ProPic Facebookmu Memalingkan Wajahku - Oleh Abdul Al-Hafizh
"Astaghfirullah..."
Itulah kata yang pertama kali ku ucapkan ketika melihat beranda Facebookku kemarin sore, seorang akhwat yang menurutku sudah mempunyai pemahaman agama yang sangat baik mengupload foto dirinya sendiri di Facebook.
Sebenarnya akhwat tersebut masih mengenakan jilbabnya dalam foto tersebut, akan tetapi yang sangat disayangkan adalah gaya si akhwat yang dibuat-buat seperti gaya abg masa kini, dan yang lebih parah lagi di foto tersebut telah banyak like dan komentar dari para "ikhwan" yang rata-rata isinya gombal semua.
Sungguh miris hati karena jilbab itu bukan hanya sekedar pakaian yang digunakan untuk menutup diri, tapi jilbab itu juga harusnya berperan dalam pembatasan diri.
"Telah ditulis bagi setiap bani Adam bagiannya dari zina, pasti dia akan melakukannya, kedua mata zinanya adalah memandang, kedua telinga zinanya adalah mendengar, lidah (lisan) zinanya adalah berbicara, tangan zinanya adalah memegang, kaki zinanya adalah melangkah, sementara qalbu berkeinginan dan berangan-angan, maka kemaluanlah yang membenarkan (merealisasikan) hal itu atau mendustakannya." [HR. Al-Bukhori (5889) dari Ibnu Abbas, dan Muslim (2657) dari Abu Hurairah]
Dari hadits di atas dapat kita lihat bahwa zina itu ada berbagai macam/jenis, salah satunya ya melalui pandangan. Pandangan itu sangat berkaitan erat dengan yang namanya grafis/gambar, sehingga foto-foto akhwat-akhwat yang bertebaran di dunia maya itu bisa saja disalah gunakan oleh segelintir orang untuk melakukan zina mata, Naudzubillah...
"Itu kan foto kami, hak kami dong mau memanjangnya, salah sendiri ko ngeliatain...!"
Mungkin ada yang berpikiran seperti itu, akan tetapi kalian juga harus ingat bahwa "Kejahatan itu bukan hanya karena ada niat pelakunya, akan tetapi juga karena adanya kesempatan". Bagaimana bisa seseorang untuk tidak memandang foto anti jika foto itu dipajang lebar-lebar di halaman facebook, toh kalaupun cuma melihat sekilas itu malah bisa membuat yang melihat menjadi karena zina qolbu karena teringat-ingat dengan foto tersebut.
"Lantas bagaimana dong, masa ngga boleh pasang foto FB?"
Kalau masalah memasang foto di FB, menurut ana lebih banyak mudharatnya daripada manfaatnya. Jadi lebih baik ya ngga usahlah masang foto diri di sana, cukuplah foto yg lain aja. Toh kalaupun masih aja ingin memasang foto di FB, pesan ana cuma satu "Jangan Berlebihan" seperti foto-foto akhwat yang sekarang banyak bergentayangan di FB.
"...Sesunguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berlebih-lebihan." (QS. Al-A'raaf [7] : 31)
"Ngga asik banget sih kalo kayak gitu, apa-apa ngga boleh!"
Kata siapa ngga boleh, boleh aja tapi jangan berlebih-lebihan. Ingat FB itu ibarat pisau bermata dua. Di satu sisi bisa menjadi ladang amal bagi kita, di sisi yang lain bisa juga membuat kita terjerumus dalam jurang kemaksiatan, karena itu "Waspadalah-waspadalah...!"
Sungguh kecantikan dari seorang akhwat itu adalah karunia dan ujian dariNya, jangan deh jadikan kecantikan itu menjadi sebuah pajangan yang bisa dengan mudah dipandang dan dinikmati oleh orang lain yang mungkin sejatinya belum kita kenal dengan baik.
"Hendaklah mereka menahan pandangannya, dan memelihara kemaluannya; yang demikian itu adalah lebih suci bagi mereka, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang mereka perbuat". Katakanlah kepada wanita yang beriman: "Hendaklah mereka menahan pandangannya, dan memelihara kemaluannya...” (QS. An-Nuur [24] : 30-31)
Ayat itu turun saat Rasulullah Shalallahu a’laihi wassalam memalingkan muka anak pamannya, al-Fadhl bin Abbas, ketika beliau melihat al-Fadhl berlama-lama memandang wanita Khats’amiyah pada waktu haji.
Dalam suatu riwayat disebutkan bahwa al-Fadhl bertanya kepada Rasulullah Shalallahu a’laihi wassalam, “Mengapa engkau palingkan muka anak pamanmu?” Beliau Shalallahu a’laihi wassalam menjawab, “Saya melihat seorang pemuda dan seorang pemudi, maka saya tidak merasa aman akan gangguan setan terhadap mereka.”
Dari ayat di atas dapat kita simpulkan bahwa bukan hanya kewajiban ikhwan untuk menjaga pandangan, akan tetapi juga kewajiban seorang akhwat untuk menjaga dirinya dan perhiasannya. Karena itu jagalah dirimu, jagalah perhiasanmu.
Persembahkan hanya kepada pendamping hidupmu kelak, jangan jadikan perhiasan itu sebagai pajangan untuk khalayak ramai yang bisa dinikmati dengan mudah oleh siapapun, di manapun dan kapanpun.
Dikutip dari sini
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Berikan komentar anda, karena komentar anda sangat berarti bagi saya
terimaksih ^_^